Gandamana Luweng
Dikisahkan Dewi Gandari dan Suman berencana dengan segala cara untuk mensukseskan Kurawa menguasai Astina.
Singkat cerita datanglah satu kesempatan itu.
Pada suatu hari datanglah utusan Prabu Tremboko (Raja Pringgondani) dan
diterima oleh Suman. Maksud kedatangan utusan Prabu Tremboko itu untuk
menyampaikan surat persahabatan untuk Pandu, karena hany bisa bertemu
dengan Suman dititipkanlah surat itu kepada Suman untuk kemudian
diberikan kepada prabu Pandudewanata.
Suman menghaturkan surat Prabu Tremboko pada Pandu, tapi isinya telah
diubah bahwa Prabu Tremboko menantang perang Astina. Pandu tak gegabah
menyikapinya, diutuslah Patih Gandamana untuk membawa misi damai ke
negara Pringgondani
Saat Patih Gandamana berangkat, Suman diam-diam mengerahkan Kurawa lebih
dahulu ke Pringgondani dan mengirim surat balasan tantangan perang
kepada Prabu Tremboko.
Patih Gandamana tidak mengira telah terjadi penyerangan ke Pringgondani
oleh Kurawa yang digerakkan oleh Suman. Akhirnya Gandamana diserang oleh
pasukan Pringgondani dari depan dan pasukan Kurawa dari belakang.
Gandamana tidak melakukan perlawanan.
Hingga akhirnya dengan mudah dijebak dimasukkan ke dalam luweng (lubang
tanah yang dalam). Kemudian Suman memerintahkan Duryudana untuk menimbun
Gandamana.
Melihat Gandamana tidak melawan maka Raja Tremboko kemudian menolong
Gandamana dan meminta penjelasan mengenai apa yang sebenarnya terjadi.
Prabu Tremboko kemudian menyerahkan surat palsu Pandudewanata yang
dibuat Suman kepada Gandamana sebagai bukti.
Di kesempatan lain, Suman telah kembali ke Astina, melaporkan bahwa
Gandamana telah gugur dikeroyok oleh pasukan Pringgondani. Akhirnya
Suman diangkat menjadi patih oleh Pandudewanata. Sebuah kebijakan yang
terburu-buru.
Gandamana kembali ke Astina, tetapi di tengah jalan ditemui oleh Widura.
Diberikan penjelasan bahwa Suman melaporkan Gandamana telah gugur dan
kini Suman diangkat menjadi patih.
Akhirnya Gandamana menghajar Suman hingga babak belur. Jadilah tubuh
hancur tersebut sebagai Sengkuni
Sengkuni melaporkan kejadian ini kepada kakaknya, Dewi Gandari. Prabu
Pandudewanata marah melihat perlakuan Gandamana. Merasa eksistensi Pandu
sebagai Raja diabaikan oleh Gandamana.
Akhirnya Gandamana menerima marah Pandu, kemudian diminta kembali ke
kerajaan Pancalaradya.
Widura melapor kepada Pandu apa yang sebenarnya terjadi. Surat palsu
Suman/Sengkuni kepada Prabu Tremboko dibaca oleh Pandudewanata. Prabu
Pandu menyesal telah terburu-buru memecat Gandamana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar